Utang menurut KBBI berarti uang yang dipinjam dari orang
atau pihak lain. Utang juga memiliki arti kewajiban membayar kembali apa yang
sudah diterima. Sedangkan seseorang yang mempunyai utang disebut dengan
pengutang. Ketika ada yang berutang pada kita, harapannya pengembalian pinjaman
akan berjalan dengan lancar. Namun kenyataannya tidak selalu seperti itu. Hal
ini dikarenakan adanya beberapa tipe pengutang, antara lain:
1.
Tipe
Konsekuen
Mereka yang termasuk ke dalam tipe ini
adalah pengutang yang bertanggung jawab. Tidak perlu ditagih, dengan kesadaran
sendiri telah membayar utangnya tepat waktu. Kita tidak perlu khawatir dan
merasa seperti debt collector.
2.
Tipe
Pelupa
Manusia adalah tempatnya salah dan lupa.
Pernyataan ini sering kita dengar. Kita mungkin juga pernah mengalaminya.
Misalnya, lupa meletakkan sesuatu, mengingat peristiwa, dan bisa juga lupa
kalau punya utang. Biasanya utang tersebut dalam jumlah kecil. Meskipun begitu,
yang namanya utang tetap harus dibayar. Sebagai pemberi utang, kita tidak perlu
sungkan mengingatkan mereka untuk membayar.
3.
Tipe
Amnesia
Pengutang tipe ini ketika ditagih utang
mendadak menjadi lupa. Pura-pura lupa digunakan sebagai jurus pamungkas
membebaskan diri dari kewajibannya membayar utang. Menghadapi pengutang tipe
ini, kita harus pantang menyerah untuk menagihnya.
4.
Tipe
Siluman
Tipe ini selalu mengajak kita bermain
petak umpet ketika ditagih utang. Dihubungi via telepon tidak pernah diangkat.
Dikontak atau dikirimi pesan via sms maupun media lainnya tidak bakal ditanggapi.
Didatangi ke rumah selalu tidak berada di tempat. Cara satu-satunya, kita harus
minta bantuan “mata-mata” yang bisa memberikan informasi lengkap tentang
pengutang ini. Cukup merepotkan juga ya!
5.
Tipe
Pemberi Harapan Palsu (PHP)
Pengutang tipe ini adalah pengutang yang
selalu menyampaikan harapan akan membayar utang, namun sebatas harapan palsu
semata. Selalu mengumbar janji setiap kita tagih. Jawaban yang keluar dari
mulut selalu besok dan besok. Alasan yang disampaikan bermacam-macam, seperti belum
gajian, anak sedang sakit, baru sibuk, dan masih banyak lagi lainnya. Kita
membutuhkan bantuan pihak ke tiga misalnya tokoh yang dia hormati untuk
mengatasi masalah ini. Lebih baik lagi jika dibuatkan surat perjanjian hitam di
atas putih untuk penyelesaiannya.
6.
Tipe
Memelas
Pengutang dengan tipe ini ketika kita
tagih selalu memasang muka memelas. Kita jadi dilema. Mau nagih kok kasihan.
Namun, kalau tidak ditagih akan mengganggu keuangan kita.
Dia pandai menyampaikan alasan-alasan supaya
mendapat belas kasihan. Padahal dalam kenyataannya, di belakang kita dia suka
terlihat memborong belanjaan atau nongkrong di cafe ternama. Cara menghadapinya
sama dengan pengutang nomor 5 (tipe PHP).
7. Tipe
Pemarah
Pengutang tipe seperti ini membuat kita menjadi sangat
bingung. Dia sering menyampaikan banyak alasan ketika ditagih utang. Selain
itu, kita sebagai pemberi utang malah kena marah karena dianggap tidak mau
mengerti kondisi dia. Peribahasa yang cocok dengan ini adalah “air susu dibalas
dengan air tuba”. Kita bermaksud memberikan bantuan tetapi justru menerima
gertakan. Untuk menghadapinya mungkin kita perlu minta tolong ke orang
terdekatnya, misal saudara atau sahabatnya.
Setelah mengetahui beberapa tipe pengutang, kita menjadi
lebih berhati-hati ketika ada calon pengutang agar tidak menimbulkan masalah
baru. Seandainya kita terpaksa dalam posisi sebagai pengutang, pilihlah tipe
nomor satu, yaitu tipe konsekuen atau pengutang yang bertanggung jawab.
*Tulisan ini diikursertakan dalam 30 Days Writing
Challenge Sahabat Hosting*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar