Rumahku yang berlokasi di daerah Maguwoharjo sangat
dekat dengan Candi Prambanan. Maka, pada suatu hari ketika Amel putriku libur,
langsung kuputuskan pergi ke sana. Kami hanya pergi berdua karena papanya tidak
libur. Sekali-sekali, aku ingin mengajaknya ke sebuah tempat wisata sejarah. Pagi
itu dengan menggunakan kendaraan roda dua, hanya dalam tempo sekitar 30 menit,
sampailah kami di sana. Dengan membayar tiket sebesar tiga puluh ribu rupiah
per orang, kala itu, kami masuk area candi, berjalan-jalan dari satu candi ke
candi yang lain, dan mengagumi kemegahannya.
Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar di
Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah dan termegah di Asia Tenggara.
Sampai saat ini belum dapat dipastikan kapan dibangun dan atas perintah siapa,
candi ini dibangun. Namun, kuat dugaan bahwa Candi Prambanan dibangun sekitar
pertengahan abad ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha
Sambu. Dugaan itu didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang ditemukan di
sekitar candi dan saat ini tersimpan di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti
berangka tahun 778 Saka (865 Masehi) ditulis pada masa pemerintahan Rakai
Pikatan.
Candi Prambanan terletak di lingkungan Taman Wisata Prambanan,
tepatnya di Desa Prambanan, Kecamatan Bokoharjo. Lokasinya hanya sekitar 100
meter dari jalan raya Yogya-Solo. Kawasan wisata yang terletak pada ketinggian
154m di atas permukaan laut ini, sebagian termasuk dalam wilayah Kabupaten
Sleman, DIY, sedangkan sebagian lagi masuk dalam wilayah Klaten, Jawa Tengah.
Candi Prambanan terdiri tiga candi utama, yaitu:
Candi Brahma, Wisnu, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti
dalam kepercayaan Hindu. Ketiganya menghadap ke Timur. Setiap candi memiliki
satu candi pendamping yang menghadap ke Barat, yaitu Angsa untuk Brahma, Garuda
untuk Wisnu, dan Nandini untuk Siwa. Selain itu, terdapat juga dua candi apit,
empat candi kelir, dan empat candi sudut. Sementara halaman kedua memiliki 224
candi.
Candi Prambanan disebut juga Candi Roro Jonggrang,
karena terkait oleh sebuah legenda yang menceritakan tentang seorang pangeran
bernama Bandung Bondowoso yang jatuh cinta kepada seorang putri bernama Roro
Jonggrang. Ketika dilamar, Sang Putri mengajukan syarat yang harus dipenuhi,
yaitu membuat candi dengan jumlah 1000 hanya dalam waktu satu malam. Ketika
telah berhasil membangun 999 candi, dan hanya kurang satu candi saja, Roro
Jonggrang mengelabuhi Bandung Bondowoso dengan memerintahkan gadis-gadis desa
untuk menumbuk padi agar memancing ayam –ayam berkokok, menandakan hari sudah
pagi. Agar lebih meyakinkan, ditambah dengan menyalakan api di bagian Timur.
Karena merasa dicurangi, Bandung Bondowoso marah dan mengutuk Roro Jonggrang
menjadi batu. Patung Roro Jonggrang inilah yang kemudian menjadi arca yang ke
1000.
Seharian berada di tempat wisata Candi Prambanan sungguh
sangat menyenangkan, sekaligus menyehatkan. Selain itu juga menumbuhkan rasa
cinta tanah air kepada putra-putri yang kita ajak.
Mbak, saya ke Prambanan dua tahun lalu mampir sewaktu balik dari mudik lebaran di Kediri. Sekalian beli paket tur yang ke Candi Ratu Boko. Tapi ternyata kalau sampainya siang, jadi agak ngebut juga ya..Lain kali pengin ngajakin anak-anak lebih pagi biar bisa menikmati candi. Atau datang waktu ada pagelaran Rama Sinta.
BalasHapusSenengnya kalau rumah dekat Prambanan ya Mbak...:) Sewaktu-waktu bisa kesana
Terimakasih sudah mampir di sini. hehe.. Harusnya nginep di Jogjanya mbak Dian Restu Agustina jadi bisa puas main ke mana-mana.
HapusUdah lama banget nggak ke Perambanan. Terakhir zaman kuliah di sana. Pas nganterin temen2 dari Jepang. Kapan2 pengin ngajak DuoNaj ah. Btw rumah Mbak Utamai deket sini ya? Enak banget donk. Bisa bolak-balik ngajak anak2 belajar sejarah dan budaya. Cucok banget buat edutrip sama keluarga
BalasHapusiya mbak Damar.. sejak kuliah hingga sekarang saya berdomisili di Jogja.. ayo mampir kalau pas liburan ke sini?
HapusBelum pernah ke prambanan.. walaupun sering jalan.jalan ke jogja 😁
BalasHapus