Inspirasi Dari Ayah



Ayahku sudah berumur 80 tahun. Beberapa tahun sebelumnya, beliau sempat terkena stroke dan dianggap tak akan bisa bertahan. Tapi kemudian ayah mampu bangkit kembali. Perjuangan dan semangatnya dalam hidup benar-benar menginspirasiku.

Berbicara tentang beliau membuatku teringat kejadian di masa lalu. Tepatnya sekitar 20 tahun yang lalu, di awal beliau memasuki masa-masa pensiun dari pekerjaannya sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil.

Pada saat itu beliau terkena penyakit stroke yang cukup parah. Serangan itu bahkan datang dua kali. Akibatnya badan ayah sempat lumpuh sebelah. Diduga, salah satu faktor penyebab munculnya penyakit itu adalah karena beliau mengalami post power syndrome. Saat masih bekerja, ayah selalu sibuk. Begitu pensiun, beliau tidak punya kegiatan apapun. Perubahan ini membuat stress.

Penyakit stroke ayah membuat ibu dan kesembilan putra-putrinya sangat sedih waktu itu. Semua anak, yang kebetulan bekerja di luar kota, dipanggil pulang untuk melihat ayah. Begitu parahnya penyakit ayah sampai diduga tak ada lagi harapan untuk sembuh. Namun, syukurlah, doa-doa yang kami panjatkan dikabulkan Tuhan Yang Maha Esa. Setelah menjalani pengobatan dan mengikuti diet yang cukup ketat, ayah berangsur-angsur sembuh.

Setelah cukup sehat, ayah mulai bangkit kembali. Beliau menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan, di antaranya mengikuti sekaligus memimpin sebuah padepokan tenaga dalam, menjadi instruktur Senam Sehat Indonesia, memimpin organisasi paguyuban pensiunan, dan asyik menekuni hobi menulisnya. Anehnya, setelah sibuk kesehatan beliau justru terus membaik. Penyakit stroke yang pernah mengancam nyawa tidak pernah singgah lagi.

Melihat ayah saat ini begitu sehat,  ibu dan kami putra-putinya, merasa sangat bahagia dan bangga. Saat ditanya apa rahasia menjaga kesehatannya, beliau menyebutkan lima hal. Pertama, bangun pagi sebelum fajar menyingsing. Ayah meyakini pepatah Barat yang berbunyi : early to bed and early to rise make a mind healthy and wise. Artinya kurang lebih cepat bangun dan cepat tidur membuat jiwa sehat dan bijak.Kunci sehat berikutnya adalah olahraga.  Begitu bangun tidur, setelah selesai menunaikan Ibadah Sholat Subuh, ayah memang keluar rumah untuk menghirup udara segar sambil melakukan olahraga yang disesuaikan dengan kemampuan tubuhnya.

Kemudian ayah menyebutkan jaga kebersihan sebagai hal yang harus dilakukan. Kebersihan merupakan syarat utama mencegah datangnya berbagai penyakit. Kebersihan ini meliputi kebersihan fisik dan kebersihan rohani. Kebersihan fisik artinya kebersihan seluruh badan, sandang, pangan, papan, serta lingkungan sekitar. Sedangkan, kebersihan rohani meliputi hati bersih, yang selalu menjauhkan diri dari pikiran-pikiran negatif serta tak lupa rajin berdoa pada Sang Pencipta.
"Selain itu, jaga pola makan. Makan dan minum jangan berlebihan. Sebaiknya, berhentilah makan sebelum kenyang. Jangan lupa, kontrol kesehatan secara berkala", demikian ayah menjabarkan kunci menjaga kesehatan.

Ayah telah membuktikan bahwa prinsip-prinsip tersebut berhasil membuat dirinya bangkit. Sebagai anak, aku sangat bangga padanya. Kemampuan ayah menjaga kesehatan setelah terserang stroke parah benar-benar menjadi inspirasi bagiku. 

(Artikel ini telah dimuat di  Rubrik KATA HATI  majalah SEKAR edisi 64/11, 24 Agustus-07 September 2011 dengan nama pena Nila Agus Soehardjono)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent

recentposts

Random

randomposts