![]() |
Mengajak Ibu dan Ibu Mertua rekreasi bersama (foto koleksi pribadi) |
Ibu adalah sebutan pada orang tua
perempuan seorang anak, baik melalui hubungan biologis (anak kandung) maupun
bukan (anak tiri/ anak angkat). Adapun sebutan lain yang sama dengan ibu ialah
mama, mami, bunda, atau ummi.
Di dalam
keluargaku sendiri, aku memanggil ibuku dengan sebutan ibu. Di mataku, beliau adalah
seorang ibu yang sederhana, cantik sekaligus kuat. Sederhana karena bukan
perempuan kantoran melainkan seorang ibu
rumah tangga biasa yang sangat rajin dan setia tanpa pernah mengeluh, melayani
segala kebutuhan suami dan putra putrinya. Cantik karena berparas rupawan nan
alami tanpa polesan make up merk apapun. Sedangkan kuat, karena ibuku telah
berhasil melahirkan dan membimbing dengan baik kesembilan putra putrinya hingga
semua menjadi dewasa dan mandiri. Coba bayangkan sembilan putra putri? Tepatnya
terdiri dari 6 putri dan 3 putra. Banyak sekali bukan? Kalau kita yang alami,
tidak terbayangkan betapa repotnya kita ya? Melahirkan serta membimbing mereka?
Tetapi ibuku telah benar-benar mengalaminya dan melaluinya dengan sukses!
Suasana
di dalam rumah sudah pasti sangat ramai dan meriah, karena kami adalah keluarga
besar. Selisih usia kami sembilan bersaudara pun tidak terpaut jauh. Ibaratnya,
hanya bermain di dalam rumah dengan saudara-saudari sendiri pun sudah bisa.
Rumah ramai setiap hari, tidak mengenal kata sepi. Suasana seperti itu terjadi
terus pada masa kami semua masih kecil , masih usia sekolah.
Seiring
berjalannya waktu, ketika kami semua mulai memasuki bangku kuliah, suasana
rumah pun mulai berubah. Kian hari kian sepi, karena kami kuliah di kota yang
berbeda-beda. Kami hanya bisa bertemu pada masa libur semester, ketika kami
pulang kampung. Itu pun kadang hanya sebagian saja yang bisa bertemu dengan
alasan adanya kesibukan yang tidak dapat
ditinggalkan. Suasana yang sudah berubah ini tentu saja membuat orang tua kami
khususnya ibu, menjadi sedih, karena kadang merasa kangen. Tak bosan ibu berpesan
pada kami untuk sering-sering pulang, jika tidak repot. Pada waktu tertentu
malah ibu yang dengan senang hati, datang menengok kami di tempat kost , jika
kami terlalu lama tidak pulang kampung. Ibu datang dengan membawakan masakan
kesukaan kami dan pulang dengan membawa tumpukan baju-baju kotor kami yg belum
sempat dicuci. Itulah ibu kami. Ibu yang sederhana, cantik, sekaligus kuat.
Waktu pun
terus berlalu. Kami semua akhirnya berkeluarga dan hidup bersama keluarga
masing-masing. Tempat tinggal kami juga berbeda-beda kota, sesuai dengan lokasi
kerja kami masing-masing. Syukurlah ada satu saudara yang tinggal satu kota
dengan orang tua kami, sehingga kami semua merasa lebih tenang. Kami pun
semakin sibuk dengan pekerjaan dan keluarga masing-masing. Rumah di kampung
halaman semakin sepi. Suasana rumah yang sepi menjadi ramai hanya ketika masa liburan tiba. Dan mencapai puncak
keramaian pada Hari Raya Lebaran.
Orang
tua, terlebih ibu sangat senang dan bangga dengan putra-putrinya yang sudah berkeluarga
dan mandiri semua. Namun dibalik rasa senang dan bangganya, ibu tetap menyimpan
rasa sedih, karena putra putrinya telah jauh darinya, dan menyebabkan rasa
kangen yang terus membara. Terkenang di masa lalu yang selalu ramai di dalam
rumahnya, penuh dengan canda tawa bahkan
tangis putra putrinya. Untuk menghibur dan melepas kangen pada orang tua, kami mencari waktu yang tepat untuk bergantian
pulang kampung. Atau kadang-kadang,
orang tua yang mendatangi rumah kami putra putrinya.
Suasana
rumah di kampung semakin sepi, ketika bapak telah mendahului ibu menghadap
Illahi. Akhirnya, ibu hanya tinggal sendirian di rumah melalui hari-harinya.
Dengan kondisi ibu yang sudah sepuh dan mata sudah mulai melemah. Ibu sudah
tidak sekuat dulu lagi. Untuk kaki dan tubuhnya, ibu masih kuat untuk
berjalan-jalan kemana-mana. Untuk telinga, ibu masih cukup jelas mendengarkan
suara-suara. Hanya di bagian mata, ibu sedikit menyerah, katanya penglihatanya
sudah sangat melemah. Itulah mengapa ibu sudah tidak berani lagi pergi kemana-mana
sendirian seperti dulu kala.
Dengan
ilustrasi seperti di atas, lalu apa sebaiknya yang harus kita lakukan untuk
menghibur dan membantu ibu mengatasi rasa kangen pada putra-putrinya?
Berikut
ini ada beberapaTips Atasi Kangen Pada
Ibu:
1.
Menelepon Ibu
Usahakan
sering menelepon ibu. Karena beliau akan sangat senang mendengar suara kita. Mungkin
menanyakan kabar beliau, kegiatan beliau, keinginan beliau, atau bisa juga kita
yang bercerita sesuatu kepada beliau yang bisa membuat beliau senang.
2.
Mengunjungi Ibu
Atur
waktu untuk bisa mengunjungi ibu. Mungkin bisa berembug dengan saudara yang
lain untuk bergantian mengunjungi ibu, sehingga selalu ada yang menemani.
3.
Mengajak Jalan-Jalan
Kadang-kadang
ibu perlu diajak jalan-jalan ke tempat rekreasi, entah itu di pantai atau kebun
binatang, atau kemana saja. Karena ibu yang biasa tinggal sendirian dan
kesepian di rumah, memerlukan suasana
yang baru sebagai hiburan.
4.
Ajak Menginap di Rumah Kita
Ibu
yang tinggal sendirian dan kesepian di rumahnya, akan senang jika sekali-sekali
menginap di rumah putra-putrinya untuk menghilangkan kebosanan.
5.
Beri Hadiah atau Oleh-Oleh Kesukaan
Pada
hari ulang tahun beliau, berilah hadiah. Hadiah tersebut tidak harus mahal yang
penting ibu tahu bahwa kita sangat memperhatikan
beliau. Dan kadang-kadang ketika kita berkunjung, bawakan oleh-oleh kesukaan beliau.
Tentu ibu akan sangat senang.
6.
Cium Tangan dan Pelukan
Ibu
akan sangat senang jika ketika datang berkunjung, kita cium tangannya,dan kita
peluk beliau. Ibu akan merasa aman dan nyaman karena merasa sangat disayangi
putra putrinya.
7.
Doakan Ibu
Kita
doakan ibu agar selalu dalam Lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Doa yang tulus dan
sungguh-sungguh dari putra-putrinya akan membuat ibu tenang dan tenteram dalam
menjalani hidupnya.
Itulah
kiranya beberapa tips yang bisa mengatasi kangen ibu pada putra putrinya. Maka
kita sebagai putra putri beliau, mari kita coba lakukan tips-tips tersebut.
Semoga bisa membuat ibu kita senang, terhibur, dan teratasi rasa kangennya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar